Balasan DIAM nggak aku butuhin dari PESAN ku...

selamat pagiiiii.... udah pada bangun belum ya... saya mah agak pusing nih setelah begadang semalam gara-gara nulis di blog ini. mumpung lagi semangat. berkat support sang teman, senior dalam tulis-menulis akhirnya ya seada-adanya pengen ditumplekin di worksheet ini :-)

okey, pagi ini masak udah, nyapu udah, nyuci udah, yang belum itu.... mandi. hahahaha.. tak apalah, nanti saja. masih banyak air kok di sumur saya.

hemmmm... pagi ini ada yang ingin saya share tentang messages. why? sungguh geram rasanya kalau saya sms ke teman, sahabat, saudara, keluarga tidak ada balasan sama sekali. ditungguin sampai lumutan juga handphone tetep silent aja. berkedip aja ndak tuh!! hohoho... sms nggak di balas, telpon nggak diangkat, bbm cuma di read doang, di whatsup cuma dicuekin, semua itu rasanya bikin bete bete bete dan bete. right?? gimana menurut kamu sobat? apakah kamu bisa memaklumi semua itu? kalau saya, awal-awalnya si bisa aja memaklumi. berpikir positif. mungkin dia lagi nggak ada pulsa, mungkin dia lagi sibuk, mungkin dia lagi nggak pegang hape, mungkin dia lagi sakit, dan kemungkinan-kemungkinan yang lain. tapi, detik berganti ke menit, menit berganti ke jam, jam berganti ke hari, hari berganti ke minggu, minggu berganti ke bulan, dan bulan lagi mengelilingi bumi, kok nggak ada klarifikasi sih dari dia. kok sms saya dianggurin sih. kok nggak bilang maaf sih karna nggak bales. kok kok kok dan kok kuk kukkukukuruyuuuukkkk.... (ayam kali ya). HHHH.... menjengkelkan banget kan? apa lagi hal semacam ini berlanjut seterusnya, dengan orang yang sama. sekalinya dibalas, cuma ada satu huruf yang nongol di layar handphone "Y" atau "g". ouh.... nambah deh cabang pikiran negatifnya.

allright... para pembaca yang budiman, hal semacam itu barangkali pernah kita alami dalam berhubungan dengan orang lain. pertanyaannya adalah... apakah kita juga selalu "menggitukan" orang lain?? kalau iya, maka wajar saja jika kita "digitukan" oleh orang lain. Tapi kalau nggak, ya berdoa aja semoga kita nggak sama dengan mereka yang selalu bersikap acuh terhadap MESSAGES yang kita terima dari teman, sahabat, kerabat, keluarga, dan juga tetangga. Perlu diketahui, bahwa ketika seseorang bertanya kepada kita maka kewajiban kita adalah menjawab. seperti seorang yang menyapa kita dengan salam islam "Assalamu'alaikum" maka kewajiban kita adalah menjawab salamnya dengan "wa'alaikumsalam". Sapaan itu sudah pasti jawabannya begitu. tidak akan berubah. tapi kalau sebuah pertanyaan, memang kita tidak sepenuhnya tahu jawabannya. namun, alangkah baiknya jika ketidaktahuan kita itu kita jawab dengan keterusterangan. jawaban yang tidak membuat bete penerima.

"maaf lho, saya belum tahu. nanti kalau saya tahu, saya kabari ya".

jawaban sependek itu juga masih terhitung satu layar kok ongkos pulsanya, apa lagi bahasa sms kan penuh dengan singkatan. bandingkan dengan jawaban "g", "g th", "mbuh" dan semacamnya yang kalau dikirim bakal buat si penerima pesan kita mengernyitkan dahi 5 cm ke dalam. hehehehehe

Sobat, lagi-lagi ini soal bermu'amalah. memang kita harus banyak belajar kan? itu tentang pesan yang sangat singkat dibalas. entah karena malas, entah karena sedang sibuk, entah karena lagi tidur, entah karena lagi bete, entah karena lagi lagi dan lagi, tidak sebaiknya kita bersikap seperti itu. seandainya emang lagi istirahat atau bad moot, kita balas nanti juga bisa. tapi berikanlah balasan yang menyenangkan hati penerima pesan kita.

"maaf ya baru balas pesannya, tadi lagi istirahat. jadi begini...".

Nah, enak kan? karena, ketika seseorang dibuat bete seperti itu ia akan enggan menjadi teman kita. anggapan miring terhadap diri kita akan senantiasa nempel dalam ingatannya. akibatnya, suatu saat ketika kita membutuhkan hal yang sama darinya, ia akan bersikap sama seperti kita terhadapnya. kalau begini siapa yang rugi?? kita bukan?? ingatlah, sebuah pertanyaan dari seseorang pasti membutuhkan jawaban. kecuali emang itu pertanyaan retoris. dan saya rasa pertanyaan retoris tidak bisa tersampaikan melalui pesan sms, bbm, chatting yang menggunakan media-media, melainkan pertanyaan retoris akan diungkapkan ketika kita bertatap langsung dengan si penanya. sepakat? karenanya, meskipun jawaban itu sungguh singkat, bahkan hanya sebuah penegasan "iya" dan "tidak", tetap saja orang lain membutuhkan jawaban itu dari kita. jadi jangan menganggap sepele, meremehkan sebuah pertanyaan dari orang lain kepada kita. bisa jadi, jawaban pertama dari kita atas pertanyaannya akan menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan orang lain itu.

Maksudnya? gini nih ilustrasinya..... dua sahabat ingin berkunjung ke rumah temannya yang cukup jauh untuk ditempuh baik jarak maupun waktu. dua sahabat itu akan bertemu di sebuah tempat, yang terdekat dari rumah keduanya. sebut saja si A dan si B. kemudian, si A dan si B berhubungan atau berkomunikasi melalui handphone saja. berikut dialognya...

A : "assalamu'alaikum. B, besok kita jadi kerumah c kan? mau berangkat jam berapa dan jadi ketemuan dimana?", (dalam pikiran si A) ah.. malam ini aku harus siap-siap nih. mau nyetrika baju yang ku pakai besok. kalau udah tahu jam berapa berangkat, aku besok juga bisa perkirakan bangun jam berapa. sebelum berangkat kan mesti bantu bunda. nyuci, ngepel, nyapu, masak, wah banyak banget. kalau kesiangan bangunnya bisa telat dong nanti.

B : "wa'alaikumsalam cantik... iya besok jadi, jam 9 ya. ketemu di depan swalayan aja ya. biar enakan. oke?", (dalam pikiran si B) tinggal nunggu kesepakatan nih dari si A atas usulku. kalau iya, berarti aku bisa siap-siap lebih awal dari malam ini.

A : "oke sobat, sampai ketemu besok ya"

gimana? gimana? gimana? dialog singkat itu bisa jadi contoh kan betapa pentingnya sebuah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, begitu juga penegasan dari sebuah jawaban. jawaban yang diberikan dari hati akan sampai ke hati pula. pengirim pesan senang penerima pesan juga senang. mmmm.... satu lagi, saat kita belum bisa menjawab pesan yang masuk ke hp kita saat itu juga, tolong dong beri klarifikasi di waktu berikutnya. mengapa? karena ini adalah etikanya. agar, persahabatan dan hubungan kekeluargaan tidak ternodai karena hal sepele ini. kita semua tentunya ingin selalu dikenang oleh sahabat kita. bukan dikenang keburukannya melainkan kebaikannya. iya kan??

well... semua kembali kepada diri kita. yukk, perlahan bantu diri kita untuk bisa menyenangkan orang lain dari hal-hal yang kecil. mulai dari diri sendiri, mulai dari terkecil, dan mulai dari sekarang. ingat, kebaikan itu akan kembali kepada diri kita kok. semoga tulisan ini menginspirasi diri kita untuk jadi lebih baik dalam hal bermu'amalah. mohon maaf kepada pembaca untuk yang tidak sepakat dengan tulisan ini. mohon dimaafkan juga apabila sebelum tulisan ini di postingkan, barangkali ada pembaca yang menerima perlakuan yang sama dari saya atas pesan-pesan yang ditujukan ke saya. mungkin pernah ada di waktu kemarin ada pesan yang belum terbalas dan terklarifikasi... maafkan ya? semoga ke depannya bisa menjadi si A dan si B yang berusaha membahagiakan orang lain yang mencoba menghubungi kita terutama melalui media-media seperti ini... good luck buat semuanya.... semoga ini adalah hari senin yang menyenangkan... ^_^

Komentar

  1. inspiratif eny,, bagus, tulisannya ngalir kayak air,,,, tp sayang eny,,, sepertinya spasinya perlu kali ya untuk memisahkan antar pargrap,,,,,, hehehehehe,,, atau ini kasusnya yang ente ceritakan kmren ya?

    BalasHapus
  2. iya kak... itu di dasbor udh di spasi lho padahal. belum tahu nih gmana cara ngebenerinnya.. jadi kurang mantap postingannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer