Cerita Shubuh

Lelaki itu menggeliat di atas kasur busa yang empuk. Badannya ke kanan dan ke kiri, seolah seperti tangkai atau ranting pohon yang patah, terdengar darinya bunyi kretek-kretek. Lelaki itu menarik kedua kakinya ke dadanya lalu mendekapnya dengan kedua tangannya. Dingin. Rasanya bak es yang dibekukan di freezer.

Hujan dari semalam hingga shubuh justru semakin menderas. Tak ada yang lebih nikmat selain memperpanjang jadwal tidur, terlebih jika mata masih enggan terbuka. Dingin itu semakin menjadi, akibat tidak ada lemak yang menempel pada tubuh kerempeng lelaki itu.

Tak tahan lagi, lelaki itu menarik selimutnya lalu menutupi dirinya, tenggelam dalam kehangatan selimut bergambar spongebob. Hujan yang deras, membuat suara adzan shubuh terdengar sayup-sayu bagi penggila tidur. Gemuruh air hujan di atas atap lebih menakutkan, daripada memaksa diri untuk berwudhu di dinginnya air.

Para penggila tidur, selalu mengharapkan mimpi. Mengapa tidak? Seperti lelaki itu, baginya mimpi dalam tidur adalah tontonan gratis. Berbagai adegan menyatu dan merangkai dalam setting tempat yang berbeda-beda. Bahkan kadangkala ada beberapa cerita. Lebih membahagiakan, jika ia adalah pemeran dalam setiap adegan yang tak memiliki skenario. Entah pemain antagonis, entah protagonis. Dan lelaki itu, kini tengah terlarut dalam mimpinya, yang membuatnya menyunggingkan senyuman dalam tidurnya.

Ia, bertemu dengan wanita yang ia suka sejak SMA hingga kini usianya sudah dua puluh tujuh. Mungkin benar kata orang, bahwa hidup adalah antara mimpi dan kenyataan. Walau seberapa banyak lelaki itu memimpikan wanita itu, kenyataannya wanita itu bukan miliknya. Bahkan dalam mimpinya pun, tak ada adegan ia dapat berbicara langsung dengan wanita itu. Hanya menatap dari kejauhan.

Kata orang lagi, jika kamu menginginkan sesuatu hal yang amat sangat, maka kelak itu akan menjadi kenyataan. begitu pun dengan lelaki itu, memiliki anggapan yang sama dengan apa yang orang kata. Tapi, apakah benar seperti itu? Bukankah lebih tepat jika dikata sudah jatuh tertimpa tangga pula? Sudah hanya mimpi, taka ada kesempatan bicara pula.

Komentar

Postingan Populer