Ini cerita tentang sepupu saya. Kalau dirunut dari silsilah keluarga, berarti cucunya bude saya. Namanya Falah. Masih kelas 3 SD. Sudah dua kali Falah menginap di rumah. Kebetulan juga saya tinggal di rumah, belum ada yang menemani. Jadi masih sendiri. Setiap sabtu sore (sebulan sekali), Falah diantar kakaknya main kerumah. Minap semalam, nanti minggu sore dijemput pulang.Sebelumnya, Falah kalau malam minggu, minap di rumah om nya, sebelah rumah saya. Beruhubung sekarang om nya selalu ada kegiatan setiap malam minggu, jadi Falah minap di rumah saya.Sebagai tante, saya senang sekali ada sepupu di rumah, bisa jadi teman juga. Apalagi Falah sudah besar, tidak banyak merepotkan.

Setiap main ke rumah, Falah selalu membawa laptop. Ini karena di rumah saya ada wifi, jadi bisa akses cepat kalau mau internetan. Namanya juga anak kecil, apa lagi kalau bukan striming games. Setiap menginap di rumah om nya dulu, atau sekarang di rumah saya, begitu sampai, Falah langsung buka laptop. Asyik dengan gamesnya. Saya sendiri tidak paham dengan games on line nya itu. Kadang Falah, suka tertawa sendiri, sepertinya memang mengasyikkan. Ber jam-jam Falah mantengin laptopnya. Kadang sambil tiduran, nanti duduk lagi, tiduran lagi.

Sejujurnya, ada kekhawatiran pada diri saya. Bisa-bisa matanya rusak karena mantengin laptop dekat-dekat. Atau tulangnya yang jadi sakit, karena nonton dengan cara tiduran, duduk, jongkok, dan tiduran lagi dengan posisi miring-miring tidak menentu. Bisa-bisa karpet itu diputerin oleh tubuhnya.

Awalnya, saya cuek saja. Dalam pikiran saya, biarkanlah Falah bermain dengan laptonya. Toh hanya satu bulan sekali main ke rumah. Tapi, di luar resiko dari gayanya yang aneh-aneh pas lagi nonton, saya baru menyadari ada hal-hal yang perlu diluruskan. Lebih dari akibat untuk kesehatannya karena mantengin laptop dekat-dekat dan ber jam-jam. Apakah itu? Yaitu sikap tanggung jawab yang harus ditumbuhkan selagi dia masih kecil. Apa lagi sudah memasuki masa baligh. Karena Falah sudah dikhitan. Tanggung jawab akan apa? Tanggung jawab akan ibadah kepada Allah swt yang harus ditanamkan, meskipun saya bukanlah orangtuanya. Tapi bukankah ketika ada seorang anak, berada dalam pengasuhan atau pengawasan kita, maka ada kewajiban kita untuk mendidik dan mengarahkan anak tersebut? Bukankah ada tanggung jawab yang harus kita jalankan sebagai pengganti orangtuanya, meski hanya satu malam saja bersama kita.

Berangkat dari kesadaran itu, pagi ini, di hari minggu,  saya rencanakan ajak Falah untuk jalan pagi. Suara adzan terdengar, dan saya pun terbangun dari tidur lalu mengambil air wudhu. Berhubung kamar tidur Falah dekat dengan tempat wudhu, dan ada jendela yang hanya tertutup sebagian korden, maka saya sengaja intip Falah. O-ow... tidak disangka dia sudah terbangun dan sudah mantengin laptopnya lagi. Dalam hati saya berfikir, bangun jam berapa anak ini. Masih gelap begini sudah mantengin laptopnya.




Komentar

Postingan Populer