Lahan Terbatas? Vertikal Garden saja!

Sepertinya masyarakat kian terbuka akan pentingnya penghijauan di tempat tinggalnya, baik di rumah, perkantoran, tempat kerja, maupun di sekolah. Masyarakat mulai menyadari bahwa kegiatan menanam bukan hanya milik petani seorang. Saat ini, kegiatan bercocok tanam dipandang sebagai kegiatan yang mengasyikkan dan sebagai salah satu aktivitas untuk mengisi waktu luang terlebih lagi di masa pandemi Covid-19. Dengan bercocok tanam, masyarakat dapat menguraikan emosi di dalam dirinya menjadi suatu energi positif yang menyenangkan dan bahkan memberikan penghasilan ekonomi. 

Salah satu yang menjadi kendala terutama untuk masyarakat perkotaan adalah terbatasnya lahan untuk bercocok tanam. Sebagian besar tempat tinggal masyarakat perkotaan adalah perumahan dengan lahan yang terbatas. Namun, semangat bercocok tanam bukan berarti harus teredam kan? Kegiatan bercocok tanam tetap dapat dilakukan dengan memaksimalkan areal kosong di lahan yang terbatas, salah satunya dengan metode penanaman yang sering disebut dengan vertikal garden.

Apa itu vertikal garden?
Vertikal garden adalah salah satu metode bercocok tanam di lahan terbatas atau sempit yang dilakukan secara vertikal atau ke atas. Dalam hal ini, tanaman disusun atau ditanam ke atas, berdiri tegak lurus dengan tanah. Vertikal garden juga disebut dengan vertikal landscape atau wall land karena memang penerapannya ada yang ditempelkan di dinding-dinding rumah atau pagar. Selain untuk mengatasi keterbatasan lahan, vertikal garden digunakan karena keindahannya. Vertikal garden dapat digunakan di indoor maupun outdoor, karenanya vertikal garden memiliki nilai estetika sebagaimana horizontal garden. Keberadaan vertikal garden dapat mensupplai kebutuhan oksigen atau udara bersih di suatu ruangan, menjadi penahan panas matahari sehingga memberikan efek kesejukan, mengurangi polusi udara dan dapat menjadi spot penghijau ruangan.

Ada dua jenis yang dikenal oleh masyarakat tentang metode bercocok tanam sistem vertikal ini, pertama, menanam tanaman langsung di atas dinding rumah atau pagar, umumnya menggunakan tanaman-tanaman yang merambat atau salur-saluran. Metode ini dikenal dengan Green Facade. Kedua, Living Wall, dimana tanaman yang akan ditanam di atas dinding rumah menggunakan media tanam yang didesain menggantung dan menempel di dinding rumah. Biasanya, media tanam dibuat dari terpal yang dijahit dan dibentuk kantung-kantung dengan ukuran tertentu lalu digantungkan pada dinding rumah.

Sebetulnya, vertikal garden tidak harus dilakukan menempel pada dinding rumah. Contoh vertikal garden lainnya dan umum dibuat oleh masyarakat adalah penanaman menggunakan paralon PVC yang dipotong pada ukuran tertentu kemudian dilubangi dan ditanami tanaman. Vertikal garden juga bisa dilakukan dengan membuat rak bertingkat yang terbuat dari kayu atau besi, lalu tanaman ditanam menggunakan media polybag dan diletakkan di atas rak bertingkat secara rapih. 

Lalu, jenis tanaman apa yang bisa ditanam secara vertikal garden?
Pada dasarnya tanaman yang dapat ditanam menggunakan metode ini adalah tanaman yang tidak berkayu seperti tanaman hias, sayuran, jenis-jenis rumput, dan tanaman-tanaman yang mudah untuk dipelihara. Mengingat nilai estetikanya yang menjadi point kelebihan dari vertikal garden, maka metode ini juga memiliki biaya mahal untuk mewujudkannya. Terlebih lagi bila dilakukan untuk kebutuhan landscape pada gedung-gedung bertingkat. Namun, jika anda berminat untuk dilakukan di rumah anda, anda dapat menggunakan cara yang sederhana seperti misalnya menggunakan media bekas botol air mineral lalu diikat menggunakan tali tambang dan disusun bertingkat. Tentu lebih ekonomis dan menjadi kegiatan yang menarik kreativitas anda bukan?










Komentar

Postingan Populer