PERJALANAN KE TANAH HARAM

Tiada kata yang patut terucap ketika diri kita disampaikan di tanah haram oleh Allah swt selain ucapan syukur "Alhamdulillah hirabbil alamiin". Namun perjalanan umroh maupun haji, memang bukan sekedar perjalanan liburan yang bisa seenak kita mengatur jadwal. Perjalanan umroh adalah perjalanan ibadah, dan terlebih jika kita menggunakan jasa travel, maka kita terbatasi oleh waktu dan juga jadwal yang sudah diatur oleh travel. Selain itu, karena menggunakan jasa travel, maka perjalanan yang kita lakukan tidak hanya diri kita sendiri tetapi juga perjalanan bersama rombongan yaitu orang-orang yang menggunakan jasa travel yang sama dengan kita.

Untuk yang baru pertama kali pergi ke tanah haram seperti saya, mungkin bingung mempersiapkan apa saja yang harus dipersiapkan saat kita melaksanakan ibadah umroh. Terlebih jika perjalanan yang kita laksanakan itu bersama keluarga besar. Yang pasti yang paling banyak dibutuhkan adalah kesabaran. Nah, ditulisan ini saya akan menceritakan perjalan umroh yang kurang lebih membutuhkan waktu perjalanan 10 hari pulang-pergi.

Ada banyak rute perjalanan yang bisa ditempuh untuk menuju tanah haram, Arab Saudi. Namun, semua itu bergantung dengan travel dan juga besarnya pembayaran. Semakin mahal jasa travel, biasanya rute yang ditempuh langsung dari Indonesia ke Arab Saudi. Di samping berkorelasi dengan kualitas pesawat yang akan digunakan, hotel tempat menginap (jauh-dekat dengan masjidil haram atau masjid nabawi) juga menu makanan yang akan disantap ketika di tanah haram nanti. Sebaliknya, semakin murah biaya travel biasanya kita harus transit dulu ke negara lain (bisa satu atua dua kali transit), letak hotel yang agak jauh dari tanah haram, dan menu makanan yang disajikan. Kebetulan, karena saya pergi bersama keluarga sebanyak 6 orang jadi kami memilih biaya yang lebih murah (kebetulan dapat promo, 22 juta rupiah).

Untuk perjalanan umroh saya kemarin beserta rombongan (120 orang) rute perjalanannya dari Lampung-Jakarta-Colombo-Jeddah. Di Bandara Raden Intan, Lampung adalah titik pertama kumpul bagi para jama'ah yang akan berangkat umroh. Jama'ah diantarkan oleh sanak keluarga. Sementara beberapa jam sebelum berangkat jama'ah diarahkan oleh travel untuk pembagian tiket dan boarding pass, pembagian syal dan snack, pengechekan dan pemasangan nama koper yang akan dimasukkan ke bagasi juga do'a bersama. Jama'ah terbang ke Bandara Soekarno-Hatta pukul 09.00. Selanjutnya, sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, jama'ah diminta menunggu jadwal keberangkatan selanjutnya. Di Jakarta, pemeriksaan bukan hanya tiket pesawat tetapi juga paspor dan visa keberangkatan ke Arab Saudi di loket Imigrasi yang ada di Bandara. Usai makan siang dan sholat Dhuhur+Ashar Jama' Qoshor, pukul 16.25 jama'ah berangkat ke Colombo.








Perjalanan selanjutnya adalah kami transit di Colombo, Sri Lanka. Kami sempat menginap semalam di Sri Lanka, di hotel yang tidak jauh dari Bandara Colombo lantaran jadwal keberangkatan pesawat ke Jeddah tidak bisa langsung. Kami sampai malem, dan esok sorenya kami dapat boarding pass ke Jeddah. Selama di Colombo (karena ini juga baru pertama kalinya untuk saya) ada beberapa hal yang bisa saya ceritakan. Pertama, Sri Lanka adalah negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Budha. Oleh karenanya selama disana, tidak terdengar kalimat adzan. Di Bandara Colombo ada patung Budha besar, jika ada yang berfoto di depan patung Budha itu dan ketahuan polisi atau petugas yang berjaga di sekitarnya maka foto tersebut harus dihapus dari handphone kita. Kedua, secara geografis Sri Lanka adalah negara yang termasuk di kawasan Asia Tenggara dengan penduduknya yang secara fisik adalah keturunan orang-orang India. Sehingga dalam keseharian dapat kita lihat kalau banyak perempuannya yang berpakaian menggunakan Sari India begitu juga dengan face yang mirip dengan orang-orang India. Ketiga, secara historis islam Sri Lanka adalah negara tempat dimana Nabi Adam as diturunkan oleh Allah swt dari syurga ke bumi. Dahulu, Sri Lanka masuk ke wilayah India sebelum akhirnya memisahkan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri. Keempat, untuk makanan yang disajikan karakternya sangat kental dengan rempah-rempah. Sehingga untuk orang Indonesia (terutama buat saya sendiri) kurang cocok di lidah.

Menu makanan yang disajikan hotel tempat menginap di Colombo

kami sekeluarga sedang makan pagi

Para Jama'ah mengantri untuk mengambil makanan
Setelah menginap semalam di Colombo, perjalanan dilanjutkan menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Kami menggunakan pesawat Sri Lanka Airlines dengan kapasitas penumpang kurang lebih memuat 400 orang. Perjalanan Colombo-Jeddah ditempuh kurang lebih selama enam jam. Sesampainya di Bandara Jeddah, para jama'ah langsung mengambil miqot/niat umroh dengan mengganti pakaiannya menjadi pakaian ihram. Setelah menggunakan pakaian ihram dan niat umroh (niat wajib/niat sunnah/niat badal) maka jama'ah sudah tidak diperkenankan lagi untuk melakukan hal-hal yang dilarang selama umroh. Hal ini jika dilanggar maka akan menyebabkan beralakunya hukum dam (denda) bagi jama'ah yang mengakibatkan tidak sahnya umroh jika besarnya nilai dam tidak dibayarkan. Diantara hukum larangan selama menggunakan pakaian ihram adalah mengupil atau menggaruk kepala yang menyebabkan jatuhnya atau rontoknya rambut walau sehelai pun, menggunakan make-up atau minyak gosok atau minyak wangi, membuka aurat secara sengaja di ruang publik (meskipun keluarga kita yang tahu, tetap tidak boleh), memetik daun atau ranting pohon, memukul nyamuk, menginjak semut dan larangan-larangan lainnya.

Dari Bandara Jeddah kami menuju ke hotel yang akan kami tinggali selama di Mekkah. Di hotel, kami hanya meletakkan koper dan pembagian kamar + teman sekamar yang selanjutnya adalah menunaikan rukun umroh. Kebetulan saat itu kami dan rombongan sampai di hotel pukul 10 malam, lalu pukul 12 malam waktu Mekkah saya beserta rombongan menunaikan rukum umroh yang diawali dari mengambil miqot atau niat di Bandara Jeddah sebelumnya, lalu thowaf di ka'bah, sa'i, dan tahalul. Rangkaian rukun umroh tersebut kami selesaikan hingga waktu shubuh. Setelah shubuh, jama'ah kembali ke hotel untuk sarapan, mandi dan istirahat.


Halaman Depan Masjidil Haram
Jalan Berangkat-Pulang Arah Hotel-Masjidil Haram
Di Sisi Ka'bah Usai Sholat Tahajud Menunggu Shubuh
Lantai Dua Masjidil Haram

Halaman Depan Masjidil Haram

Halaman Depan Masjidil Haram
Halaman Depan Masjidil Haram
Selama di Mekkah, suhu udara yang terjadi adalah dingin dengan kisaran suhu 25 derajat celcius. Untuk jama'ah dari Indonesia yang tidak terbiasa dengan udara dingin sangat rawan terkena flu, batuk-pilek, dan juga pusing. Bahkan banyak jama'ah yang kulitnya mengering, gatal-gatal, termasuk bibir yang pecah-pecah dan hidung yang sampai keluar darah. Namun demikian, kondisi tersebut tidak mengurangi semangat untuk ibadah di tanah haram. Lama menginap di Mekkah kurang lebih selama empat-lima hari dengan rangkaian ibadah umroh wajib dan umroh sunnah (setiap orang berbeda) beserta thowaf dan sholat berjama'ah di Masjidil Haram lalu ada tour di beberapa tempat di Kota Mekkah.

Tour pertama adalah di Gua Hira tempat Rasulullah saw menerima wahyu pertama yaitu Qs. Al-Alaq : 1-5. Perjalanan kurang lebih 45 menit dari hotel menggunakan bus. Di tempat ini, kita hanya bisa menunggu di bawah (tidak naik ke gua hira) karena terbatas waktu dan masih ada proyek pembangunan yang membahayakan jika kita tetap naik ke Jabal Tsur.

Tepat di Belakang sana adalah Gua Hira tempat Rasulullah saw menerima wahyu pertama



Tour kedua adalah di Jabal Rahmah atau di Arafah yaitu tempat bertemunya antara Nabi Adam as dan Siti Hawa yang terpisah kurang lebih 43 tahun waktu bumi.











Adapun untuk makanan yang disajikan selama di Mekkah lebih baik (menurut rasa orang Indonesia) daripada di Sri Lanka. Hal ini karena menu yang disajikan adalah menu masakan Indonesia seperti sambel balado terong, sayur shop, ikan laut goreng, kerupuk, sambel tomat, tumis buncis, tumis kentang dan kacang kapri dan menu sampingannya adalah cake atau roti.




















Komentar

Postingan Populer