Ucapkan GOOD BYE pada rasa MINDER.....
Dalam setiap kesempatan pada kelompok yang berbeda, saya
selalu mencoba untuk menguraikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
praktikan saya. Saya mengetahuinya dari cara mereka menanggapi setiap
pertanyaan yang saya ajukan ketika halaqoh, keaktifan mereka di dalam kelompok
ketika sedang BBQ, sikap mereka terhadap saya dan teman-teman sekelompoknya,
dan kadangkala melalui sesi sharing, saya justru bisa mengetahuinya secara
langsung. Akhirnya, saya dapat menyimpulkan bagaimana karakter dari
masing-masing praktikan saya. Ada yang melankolis, pragmatis, korelis, dan ada
juga yang sanguinis. Tentu saja masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Hemmmm... ada satu karakter dari salah satu praktikan saya
yaitu sifat MINDER. Entah mengapa begitu sulit untuk nya ketika harus berbicara
dalam waktu yang formal (saat BBQ). Padahal saya berusaha untuk membuat situasi
dan kondisi nyaman dan fun. Mungkin karena di awal-awal, sehingga masih ada
rasa-rasa gugup, dan akhirnya kata yang terucap berbelit-belit dan sulit untuk
dimengerti. Karenanya, untuknya harus dipancing dulu dengan
pertanyaan-pertanyaan yang secara khusus ditujukan padanya supaya muncul
keberanian dari dirinya menjawab pertanyaan. Saya rasa, tutor yang lain pun
akan berbuat yang sama jika menemukan praktikan yang seperti itu di dalam
kelompok BBQ nya.
Well.. saya ingin membahas lebih jauh tentang sifat MINDER.
Apa sih minder itu? Apakah minder itu tergolong sikap yang baik atau buruk?
Bagaimana cara menyikapinya jika minder merupakan sikap yang buruk? Let’s
check-ki-dot... ^_^
MINDER... tentu bukan kata yang asing di telinga kita,
barangkalipun kita pernah memiliki rasa minder tersebut. Tapi perlu diketahui,
minder itu bukanlah sifat, ia hanyalah sikap yang tentu saja kita bisa
merubahnya. Seseorang yang minder identik dengan rasa malu yang berlebihan
sehingga ia cenderung tidak memiliki keberanian. Rasa minder akan sangat
terlihat pada seseorang terutama saat berkumpul dalam kondisi yang ramai. Hal
tersebut ditunjukkan dengan menyendiri di tengah keramaian seperti misalnya
dalam pesta atau acara-acara formal dan non formal yang banyak dikunjungi oleh
orang-orang.
Rasa minder menjadikan seseorang tidak pandai bergaul dengan
orang lain. Ketakutan yang berlebihan ini hanya dipendam sendiri oleh si “penderita”
dengan respon menjauhi keramaian. Hal ini tentu akan menjadikan seseorang
tersebut semakin terkucilkan atau bahkan menjadi seseorang yang diasingkan.
Orang yang punya rasa minder menganggap bahwa dirinya memiliki banyak
kekurangan, sementara orang lain memiliki banyak kelebihan. Selain itu juga, adanya
perasaan rendah diri dengan merasa “tidak cocok” bergaul dengan orang lain,
membuat ia tenggelam dalam halusinasi yang berlebihan.
Selain timbul dari dalam diri sendiri, perasaan minder ini
juga dapat timbul dari pola asuh orangtua yang salah dan juga lingkungan.
Orangtua yang selalu memanjakan anaknya sampai usia dewasa, tidak diberikan
kepercayaan untuk mengenal lingkungan terdekat dapat menjadi penyebab timbulnya
rasa minder pada diri sang anak. Apalagi faktor lingkungan seperti seseorang
yang tinggal dalam lingkungan yang miskin dan bodoh, akan sangat sulit baginya
untuk memunculkan sikap kepercayaan diri dalam hidupnya.
Bagaimanakah dengan diri anda? Pernahkah anda memiliki rasa
minder ini? Bagaimana cara anda menghilangkannya? Berikut beberapa hal yang
dapat anda lakukan untuk menghilangkan rasa minder :
1. Memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna
Sahabat, perlu kita ketahui bahwa setiap
manusia yang diciptakan oleh tuhan akan dibekali dengan kelebihan dan
kekurangannya msing-masing. Ini sudah menjadi fitrah bagi manusia. Tidak ada
manusia yang sempurna di muka bumi ini. Artinya, ini sudah menjadi satu peluang
bagi kita bahwa kita pasti memiliki kelebihan. Tugas anda adalah, temukan
kelebihan dari dalam diri anda. Jangan pernah berfikir bahwa kelebihan itu
hanya diukur dengan materi dan penampilan fisik. Satu contoh saja, ketika diri
anda merasa jelek, tidak kaya, dan tidak punya gelar pendidikan tinggi, anda
masih bisa memberikan kelebihan anda dengan menunjukkan keterampilan yang anda
miliki, kekayaan hati yang anda tunjukkan dengan sikap baik dari diri anda atau
juga dengan keimanan yangt erpancar kuat dari hati anda. So, temukan segala
kebaikan dari hidup anda... maka itulah yang menjadi kelebihan dari diri anda.
2.
Banyak bergaul jangan menghindar dari keramaian
Setelah anda meyakini bahwa anda memiliki
kelebihan dalam diri anda, maka berarti anda sama dengan yang lainnya.
Sama-sama memiliki kelebihan, yang berarti juga sama-sama memiliki kekurangan.
Ini merupakan modal bagi anda untuk lebih banyak mengetahui bagaimana orang
lain menjalani hidup mereka masing-masing. Jangan malu untuk berkenalan dengan orang
baru. Jangan malu untuk bertanya pada seseorang yang belum anda kenal tentang
sesuatu yang belum anda ketahui. Anda dapat mempraktikannya dengan mudah.
Seperti misalnya ketika anda berada dalam satu angkot, sapalah seseorang yang
ada disamping anda, tanyakan mau kemana tujuannya dan dari mana asalnya. Anda
dapat membuka percakapan lebih dulu, dalam situasi dan kondisi yang baru di
setiap hari yang anda lewati. Bagaimana? Anda mau mencoba bukan?
3.
Menjadi diri sendiri dan menyesuaikan diri
Dulu, saya pernah bertanya-tanya pada diri
sendiri. Bagaimana sih menjadi diri sendiri itu? Kini saya mengetahui
jawabannnya. Bahwa menjadi diri sendiri itu tentu bukan menjadi orang lain. Hehehehe...
Bagi saya, ukuran menajdi diri sendiri adalah ketika saya merasa nyaman dengan
apa yang saya jalani. Tidak ada rasa berat ataupun takut dinilai negatif oleh
orang lain. Yang perlu kita ketahui, menjadi diri sendiri itu berbeda dengan
menyesuaikan diri. Dalam kondisi tertentu, anda dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri. Dan ini sangat penting untuk anda pahami. Misalnya begini,
anda orang yang sangat kaku, berepenampilan cuek, dan memiliki rasa empati yang
sedang-sedang saja terhadap orang lain. Tapi, anda adalah seorang karyawan di
dalam suatu perusahaan dimana anda harus dituntut untuk dapat menyesuaikan
dengan lingkungan perusahaan. Berpenampilan rapi, memiliki rasa empati yang
tinggi terhadap bawahan, dan memiliki komunikasi yang baik dengan atasan. Dalam
kondisi seperti ini, apakah anda tetap ingin mempertahankan image anda yang
kaku dan cuek? Tentu jawabannya adalah tidak. So, menyesuaikan diri sendiri itu
perlu kita lakukan untuk menjadikan diri sendiri semakin baik.
4.
Berani dan bertindak
Ketika anda telah mampu menyesuaikan diri
anda sendiri, maka anda harus memiliki sikap berani dalam segala hal. Sesuatu
yang baru silahkan anda mencobanya. Menjadi seseorang yang lebih dulu berbuat
baik, akan menjadikan anda dinilai sebagai seseorang yang pandai bergaul dengan
orang lain. Hilangkan sikap malu yang berlebihan, namun jangan sampai
kehilangan rasa malu ^_^
Kesalahan yang barangkali anda lakukan,
kembalikan pada point di awal bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Anda hanya
perlu memperbaikinya agar tidak terulang kembali kesalahan yang sama.
Sahabat, semoga kita dapat menjadi pribadi yang menyenangkan
dan bermanfaat bagi orang lain.. Semoga bermanfaat ^_^
Komentar
Posting Komentar